My Story ^^







Indah Bersamamu
                Angin berhembus perlahan, daun-daun mulai berguguran. Dibawah pohon inilah aku sering mensandarkan tubuh disaat hatiku tak tenang. Entah mengapa aku seri ng merasa jika Tuhan tak pernah berlaku adil padaku, disaat aku masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah Tuhan mengambilnya dan kini tinggalah aku berdua dengan Bunda. Tak pernah ada sanak saudara yang mengunjungi, menganggap kami tak pernah ada diantara mereka. Dan sekarang Tuhan mengizinkan sebuah penyakit bersarang ditubuhku membuat semuanya semakin kacau. Itulah mengapa aku merasa tak ada yang pantas untuk aku berikan kasih sayang di dunia ini lebih dari apapun selain Bunda dan sahabat-sahabatku. Hanya mereka yang aku punya. Yah... hanya mereka.
***
                “ Lagi ngelamunin apa ?” terdengar suara yang cukup parau dari sampingku. Tak ku gubris dan tetap memejamkan mata menikmati hembusan angin secara perlahan.
                “ Tampaknya kamu sangat menikmati suasana disini yah sehingga tak menyadari ada cowok cakep yang sedang bicara padamu,” sekali lagi suara itu terdengar namun cukup membuatku geli mendengar perkataannya.
                “ Apa pohon ini bisa berbicara yah ? namun mengapa begitu Pe-Denya dia berkata,” sahutku membalas perkataannya.
                “Ku fikir kamu tetap ingin mendiamiku,” sahutnya. Terasa olehku jika dia mulai mengambil posisi disebelahku.
                Kubuka mata perlahan, tampak sosok seorang cowok kini berada disebelahku. Menatapku dalam, matanya begitu tajam namun teduh, wajahnya begitu ramah seakan mampu membuat seseorang tenang karenanya, kulitnya yang tak putih namun juga tak hitam lumayan untuk imagenya, mataku mulai menatapnya perlahan menerawang tentang sosok yang saat ini berada di hadapanku entah apa yang membuatnya saat ini berada dihadapanku, aku tak peduli.
                “ Namaku Sam, salam kenal “ sahutnya sambil tersenyum. Tak ku gubris perkataannya, tatapanku masih terfokus akan sosoknya yang tiba-tiba muncul dihadapanku.
                “ Hellow, apa kamu masih ada disitu.. ,” ucapnya cukup menggelitik bagiku.
                “ Kamu fikir aku mau kemana, dasar ngaco ! “ sahutku tersenyum kecil.
                “ Aku fikir jiwa kamu sudah melayang-layang entah kemana karena melihat cowok keren sepertiku ada dihadapanmu. Habis dari tadi aku ngomong kamu gak nyahut sedikitpun,” ucapnya menatap lurus kedepan.
                “ Kamu punya penyakit ‘Percaya Diri Akut’ yah, dari tadi ngebanggain diri mulu,” sahutku.
                “Hehehe.. Begitulah,” nyengirnya “Ekh, nama kamu siapa aku sudah memperkenalkan diri tapi kamu belum juga nyebut nama,” sambungnya.
                “ Aku Dera,” jawaku. Begitu akrab bicaranya, gumamku.
                “ Wah, nama kamu bagus. Kalau disambungkan dengan namaku mungkin bisa jadi ‘SAM-U-DERA’, baguskan ! “
                “ ‘SAM-U-DERA’ ?? U nya itu apa ?,” tanyaku.
                “ Untuk, jadi kalau disebut menjadi ‘ SAM Untuk Dera’,”
                “ Hahaha, jangan ngaco dech. Emang aku pernah ngomong mau sama kamu, gak tuh !” sahutku sambil melet padanya.
                “ Tak jadi masalah, aku akan selalu ada disampingmu kapan pun kamu butuh dan mengenal lebih dalam lagi,”
                “ Memangnya kamu tau tentang aku ? Lagian siapa juga yang bakal ngizinin kamu berada terus disampingku ? seenaknya saja mutusin,”
                “ Bisa dibilang aku mengetahui sedikit tentang kamu tapi untuk memastikan apa yang aku ketahui itu benar makanya aku akan selalu berada disampingmu. Tanpa kamu beri izin pun aku akan tetap berada disampingmu,” ucapnya percaya diri. “ Sepertinya sampai disini dulu pertemuan kita, sampai bertemu lagi,” sambungnya setelah melihat arloji yang berada di pergelangan tangannya. Ia pun pergi dan perlahan lenyap dari pandanganku. Entah apa maksud dengan perkataannya yang terakhir dia ucapkan, ‘Sampai bertemu lagi’ begitu percaya dirinya dia akan bertemu lagi. Dasar cowok aneh.
***


To be Continued...



KAMU
di saat mata terpejam,,
aku mengenang saat  kita bersama,,
saat kamu masih disisiku,,
saat kamu masih menggenggam tanganku dengan hangat,,
saat kamu melantunkan janji takkan melepaskanku dari pelukanmu,,
serta saat kita..
melangkah bersama,,
mengukir sebuah cebuah cerita,,
merangkai sebuah mimpi,,
mewujudkan harapan-harapan yang ada,,
dan menciptakan ribuan warna yang indah,,

namun,,

kau tiba-tiba menjauh,,
melepaskan genggaman tanganmu,,
mendustai kata-kata yang telah kau lantunkan,,
menghentikan langkah kita,,
mengakhiri semua cerita ini,,
merusak segala mimpi,,
memutuskan sgala harapan yang telah kita buat,,
dan menyelimutinya dengan kabut gelap yang tebal,,



entah apa yang ada di fikiranmu saat ini,,
tapi kini kamu telah berubah,,
mata sejuk dan menawan kini berubah menjadi hampa,,
harapan yang indah kini tinggal lah harapan kosong,,
pelukan hangat darimu kini telah menjadi dingin dan kaku,,
kebersamaan dan kebahagian ku bersamamu kini menjadi kesunyian yang mendalam,,

perlahan hidup ku kini dipenuhi deraian air mata karnamu,
jiwaku seakan ingin ke tempat jiwamu yang dulu berada,,
bagaikan memutar waktu, mengulang disaat kita masih bersama,,
tak membiarkan sedetik pun waktu berlalu tanpa kenangan bersamamu,,
dan kini segala harapan ku hanyalah harapan,,

membuka mata perlahan, memandang jauh ke depan,,
dimana kamu sedang menungguku,,

“ Menunggu disaat aku akan merubahmu seperti dahulu... “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar